DI JUAL Kios Lantai 3 Blok H-9 No. 3-5 Pusat Grosir Surabaya. Harga Rp. 1.100.000.000,- danLantai 3 Blok G-9 No. 5-9 Pusat Grosir Surabaya. Harga Rp. 1.200.000.000,- Hubungi Ully 082131460201.

PERAN KOMUNIKASI

EDITORIAL
PERAN KOMUNIKASI
DALAM PEMBANGUNAN KE TIGA


Bagi kaum ‘Developmentalis’, Pembangunan adalah suatu upaya untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik dan terencana. Pembangunan dilakukan dalam rangka perubahan sosial. Perubahan sosial bisa berlangsung dengan cara evolusi, bisa berjalan dengan cara revolusi, juga bisa dengan cara accelerate evolution. Perubahan sosial lebih cepat terjadi apabila masyarakat telah disadarkan. Syarat terbentuknya masyarakat yang sadar, bila secara konstan masyarakat itu diterpa oleh informasi dan pemberitaan secara terus menerus dengan berbagai macam materi. Melalui berita itu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan ini membentuk persepsi, sikap, dan perilaku pada masing-masing individu dalam masyarakat. Dari sana modal terjadinya perubahan social berasal dengan peran komunikasi.
Sebuah ciri penting dari komunikasi adalah hal tersebut disengaja atau tujuan diarahkan, baik dari titik pandang pengirim pesan maupun penerima. Pengirim mempunyai tujuan-tujuan tertentu dalam memprakarsai tindakan komunikatif. Penerima berpartisipasi dalam kegiatan komunikasi dengan bersifat reseptif terhadap pesan sepanjang tindakan itu akan memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Jadi komunikasi bersifat transaksional kedua kelompok (pengirim dan penerima) berpartisipasi dalam transaksi yang mengharapakan suatu imbalan terhadap usaha-usaha mereka.
Perubahan sosial yang diharapkan oleh kaum ‘Developmentalis’ adalah perubahan sosial yang dapat dikendalikan, sehingga berlangsung sesuai dengan yang dikehendaki oleh mereka (Negara dengan agen-agennya).
Pembangunan ini mentargetkan pada sektor fisik dan non fisik. Pembangunan fisik yang menjadi prioritas adalah sarana prasarana infrastruktur yang hasilnya dimaksudkan untuk melayani prioritas nomor berikutnya. Untuk pembangunan non fisik diarahkan pada pembangunan ideologi, politik, sosial, kebudayaan, dan kerohaniahan. Pada pembangunan ini pemerintah dengan agen-agen perubahan sosial yang didukung segenap resources yang ada berupaya menyebarkannya melalui pendidikan dan penyadaran masyarakat. Pendidikan dan penyadaran kepada masyarakat bisa dilakukan melalui saluran-saluran komunikasi yang ada, juga bias dengan cara sosialisasi melalui media massa.
Dapat ditangkap bagaimana alur pikiran dari ‘Developmentalis’ ini: ‘Materi’ atau ‘Pesan’ disiarkan melalui media massa, lantas ‘pesan’ tadi akan ditangkap oleh kelompok: opinion leader dan enfluential group yang akan menjadi corong lanjutan bagi tersebarnya pesan. Dari ke dua kelompok pemimpin massa inilah pesan akan diestafetkan kepada massa di bawahnya. Dari sana, materi pendidikan dan penyadaran – yang notabene adalah ‘pesan pembangunan’ – dapat sampai kepada masyarakat luas. Gagasan dan pesan akan menyebar melalui tempat-tempat pertemuan, warung-warung, perhelatan kenduri, area nongkrong dan seterusnya.
Proses penyebaran pesan dan gagasan yang sangat cepat ini pada gilirannya akan merubah persepsi, sikap, dan perilaku sosial. Terjadinya perubahan persepsi, sikap, dan perilaku sosial dalam skala besar akan membentuk perubahan sosial masyarakat. Di sini Komunikasi memperoleh peranan vital sebagai alat menyampaikan gagasan atau pesan perubahan sosial ke masyarakat. Seperti yang dikatakan Carles Cooley (1909) komunikasi adalah mekanisme di mana relasi manusia ada dan berkembang melalui semua simbol pikiran, bersama dengan alat untuk menyalurkanya melalui ruang dan mempertahankanya sepanjang waktu.
Kaitan dengan Pembangunan ke Tiga apa?
Pembangunan ke Tiga telah berlangsung setelah PJPT II dicoba terapkan Indonesia. Sentralisasi oleh Negara pada masa lalu meniscayakan seluruh aktivitas yang serba terencana dari pusat. Pesan atau gagasan PELITA mengalir dari Jakarta ke desa-desa di seluruh nusantara tidak terelakkan. Tahun 1999 perubahan besar terjadi: Semangat Sentralsiasi patah, kehilangan nyalanya. Meski ragu awalnya, Otonomi Daerah menggantinya dengan rasa gamang. Tapi apa dikata, kewenangan daerah terlanjur tergenggam. Siap tidak siap, mau tidak mau, daerah harus terus berjalan. Bekas-bekas gagasan pembangunan masih terasa di daerah. Dari sisa-sisa itu Daerah tinggal melanjutkan saja dan sudah barang tentu dalam situasi yang berbeda. Komunikasi tidak lagi memusat seperti dulu. Kebebasan komunikasi, informasi, dan angkat bicara telah sampai pada masyarakat. Gagasan bukan lagi monopoli Negara, tetapi media massa privat sudah dapat menjadi industri gagasan. Dalam pada itu Teori Uses And Gratifications menemukan tempatnya, khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengartikan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan khalayak. Banyak tujuan pemilik media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum lebih dahulu orientasi khalayak. (Jalaludin. 2000:205). Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagian media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagian media memenihi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.(Effendy, 2000 : 289-290). Nah, bagaimanakah peran komunikasi dalam pembangunan pada situasi demikian dapat diikuti pada ulasan Jurnal ini. (Redaksi)


DAFTAR BACAAN
Nasution, Zulkarimein, 1996, Komunikasi Pembangunan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Nasution, Zulkarimein, 1989, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Effendy, Onong Uchayana, Dinamika Komunikasi, Bandung : Remaja Karya
Hanafi, Abdillah, 1984, Memahami Komunikasi Antar Manusia, Surabaya : Usaha Nasional
McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, 1989Jakarta: PT Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

For yout correction, write your comment in here. Thank you.
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)

DAPATKAN EBOOK DENGAN GRATIS DI www.teleshoping.com