Model kepemimpinan situasional untuk lembaga
pendidikan ini disajikan dalam rangka menambah dan melengkapi referensi
dilembaga pendidikan umum SD sampai SMA. Dalam buku ini Penulis mencoba
menguraikan sekelumit tentang teori kepemimpinan khususnya gaya kepemimpinan
situasional, betapapun organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian
besar ditentukan oleh kepemimpinan, suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa
pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan pekerjaan,
pemimpin dalam suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin
dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Sementara digambarkan pula
bahwa pemimpin itu adalah penggembala dan setiap penggembala akan ditanyakan
tentang perilaku yang penggembalaan nya.Berikut model / gaya kepemimpinan
situasional dapat digambarkan sebagai berikut :
Rasional
Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang
menarik, oleh sebab itu permasalahan kepemimpinan merupakan topik menarik dan
dapat dimulai dari sudut mana saja bahkan dari waktu ke waktu menjadi perhatian
manusia. Ada yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama halnya dengan
sejarah manusia, kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu
keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tetapi pada manusia disatu pihak manusia
terbatas kemampuannya untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan
pemimpin dan kepemimpinan. Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konflik atau
perselisihan antara orang-orang dalam kelompok, maka organisasi mencari
alternatif pemecahannya supaya terjamin keteraturan dan dapat ditaati bersama,
dengan demikian terbentuklah aturan-aturan norma-norma atau kebijakan untuk
ditaati agar konflik tidak terulang lagi. Ketika itulah orang-orang mulai
mengidentifikasikan dirinya pada kelompok, dalam hal ini peranan pimpinan
sangat dibutuhkan.
Sebagai salah satu subsistem,
Pendidikan di perkotaan dan dipedesaan yang mencoba meraih tujuan-tujuannya
sesuai dengan harapan kelembagaan / institusi tentu sangat dibutuhkan pemimpin
yang memiliki komitmen yang tinggi serta gaya kepemimpinan yang relevan, oleh
sebab itu pemimpin / Kepala sekolah sejak dulu telah banyak mencoba menerapkan
salah satu gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan situasional. Kepemimpinan
situasional dipandang sebagai sebuah pendekatan pemimpin untuk
mencapai tujuan organisasi, yang sesuai dengan teori Hersey dan Blanchard
dengan berdasar dan saling berhubungan pada hal-hal sebagai berikut ;
a. Jumlah petunjuk & pengarahan yang diberikan
oleh pemimpin
b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh
pemimpin
c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang
ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu
Konsep ini melengkapi pemimpin
dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif, tingkat
kematangan para pengikutnya. Variabel situasional yang penting misalnya ;
Organisasi, tugas pekerjaan, pengawasan, waktu kerja, akan tetapi dalam
kepemimpinan situasional ini hanyalah pada perilaku pemimpin dan bawahannya
saja. Perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui
kepemimpinan situasional, Karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa
menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai pengikut secara
kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dipunyai pemimpin.
Gaya Dasar
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin yang
menggunakan pendekatan teori kepemimpinan situasional ini ada 2 yang biasanya
dilakukan oleh bawahan / atau pengikutnya yakni :
1.
Perilaku
mengarahkan
2.
Perilaku
mendukung
Perilaku
mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi
dua arah, misalnya ; mendengar menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan
interaksi dan melibatkan para pengikut dalam pengambilan keputusan. Gaya dasar
tersebut dianggap paling ideal untuk diterapkan di lembaga pendidikan umum,
mengingat produknya sumber daya manusia maupun subjek dan objeknya adalah
manusia dengan dinamika peradabannya yang berkembang secara terus-menerus.
Fleksibilitas sangat diperlukan dalam upaya menggali potensi sumber daya yang
ada untuk dioptimalkan kinerjanya dengan demikian maka dapat dieliminir
hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan.
Empat gaya dasar dalam pengambilan keputusan :
·
Instruksi ;
perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan ; komunikasi satu
keputusan diumumkan dan pelaksanaannya diawasi secara ketat.
·
Konsultasi ;
Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan ; diikuti dengan
arah dan perilaku mendukung dengan mendengar perasaan pengikut dengan keputusan
yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka.
·
Partisipasi ;
Perilaku yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan, posisi control atas
pemecahan masalah dan pembuat keputusan dipegang secara bergantian, komunikasi
dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar.
·
Delegasi ;
Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan, pemimpin
mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan
mengenai definisi makalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Pada gaya ini bawahan memiliki
kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas.
Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan
untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memikul tanggung
jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.
Titik Pusat Puncak Kepemimpinan Situasional
Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku
berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau bagi kombinasi dari
keduanya. Dua bentuk perilaku tugas dan hubungan tersebut merupakan titik pusat
dari konsep kepemimpinan situasional yang dapat dijelaskan sebagaiberikut;
a. Perilaku tugas
Suatu perilaku seorang pemimpin untuk mengatur dan
merumuskan peranan- peranan dari anggota kelompok atau para pengikut ; oleh
masing-masing anggota, kapan dilakukan dan dimana bagaimana. Selanjutnya
disifati oleh usaha-usaha untuk menciptakan pola organisasi yang mantap, jalur
komunikasi yang jelas cara-cara melakukan jenis pekerjaan yang harus dicapai.
b. Perilaku hubungan
Suatu perilaku seorang pemimpin yang ingin memelihara
hubungan antara pribadi diantaranya dirinya dengan anggota-anggota kelompok
dengan cara membuka lebar-lebar jalur komunikasi, mendelegasikan tanggung jawab
dan memberikan kesempatan pada bawahan untuk menggunakan potensinya. Hal ini
disifati oleh dukungan sosioemosional, kesetiakawanan dan kepercayaan.
Potensi Kelembagaan Sekolah
a. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga guru dan non guru
yang sesuai dengan harapan kaidah-kaidah serta instrument yang ada, masih
terjadi variasi ketenagaan / sumber daya manusia baik dari latar belakang
pendidikan maupun sifatnya, oleh sebab itu diperlukan kiat-kiat yang lebih
luwes untuk mendekatkan berbagai karakter kedalam visi dan garis kebijakan
organisasi.
b. Siswa
Siswa merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
mengingat variabel ini merupakan subjek dan objek yang memiliki karakter,
culture dan dinamika. Sebagai hal yang tidak kalah pentingnya siswa adalah
merupakan unsur pelanggan yang perlu mendapat pelayanan dan kepuasan.
c. Lingkungan Sosial
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dengan
penduduk ± 37 juta jiwa, dimana culture budayanya sangat heterogen artinya tidak
didominasi oleh salah satu suku / daerah. Oleh sebab itu berbagai pendekatan
harus digunakan khususnya pendekatan kemanusiaan dan kualitas hasil produk.
Secara umum siswa yang belajar di Indonesia
adalah anak dari golongan ekonomi menengah kebawah dalam arti setelah
lulus nanti dapat langsung kerja.
Strategi Pemecahan
Konflik
a.
Konflik antara
pribadi, Cara yang digunakan untuk memecahkan persoalan konflik antara pribadi
antara lain dengan cara ;
- Membuka diri
- Menerima umpan balik
- Menaruh percaya pada orang lain
- Tidak menutup diri mengenai informasi
Disamping cara diatas sebaiknya juga dengan cara/
strategi dasar yang umumnya dengan pertimbangan ;
·
Lose - lose (
sama – sama mengalah )
·
Win - lose (
salah satu mengalah ) atau
·
Win - win ( sama – sama diuntungkan )
b.
Konflik
organisasi, konflik ini sebenarnya adalah konflik antara pribadi dan konflik
pribadi yang mengambil tempat dalam suatu organisasi tertentu namun demikian
konflik ini akan mencoba melihat hubungan dengan tatanan organisasi yang
bersendikan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Secara
konseptual ada 4 sumber konflik ;
- Suatu situasi yang tidak menunjukkan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai.
- Terdapatnya sarana-sarana yang tidak seimbang
- Terdapatnya suatu persoalan status yang tidak selaras
- Timbulnya persepsi yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
For yout correction, write your comment in here. Thank you.
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)