Krisis demi krisis mulai dari moneter, ekonomi, politik
dan kepercayaan yang tengah melanda bangsa Indonesia, merupakan bukti bahwa
sebagai bangsa kita sudah terseret dalam arus globalisasi. Informasi bergerak
sedemikian cepat sehingga menimbulkan dampak yang berantai. Demonstrasi
menduduki bandara cepat menjadi mode, misalnya. Pendidikan memiliki keter-
kaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses
globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era
globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan
fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian
rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki
secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan
tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang
dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai
sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan
bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan
pendidikan yang berwawasan global.
Krisis demi krisis mulai dari moneter, ekonomi, politik
dan kepercayaan yang tengah melanda bangsa Indonesia, merupakan bukti bahwa
sebagai bangsa kita sudah terseret dalam arus globalisasi. Informasi bergerak
sedemikian cepat sehingga menimbulkan dampak yang berantai. Demonstrasi
menduduki bandara cepat menjadi mode, misalnya. Pendidikan memiliki keter-
kaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses
globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era
globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan
fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian
rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki
secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan
tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang
dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai
sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan
bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan
pendidikan yang berwawasan global.
Premis
untuk memulai pendidikan berorientasi global adalah bahwa informasi dan
pengetahuan tentang bagian dunia yang lain harus mengembangkan kesadaran kita
bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan diri kita sendiri apabila
kita memahami hubungan dengan masyarakat lain dan isu-isu global sebagaimana
dikemukakan Psikolog Csikszentmihalyi dalam bukunya The Evolving Self:
A Psychology for the Third Millenium, 1993,
yang menyatakan bahwa perkembangan pribadi yang seimbang dan sehat memerlukan "an
understanding of the complexities of an
increasingly complex and interdependent world".
Perspektif Kurikuler
Pendidikan berorientasi global dapat dikaji berdasarkan
dua perspektif: Kurikuler dan perspektif Reformasi. Berdasarkan perspektif
kurikuler, pendidikan berorientasi global merupakan suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan profesional
dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya dalam
kaitan dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri: a) mempelajari
budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat memahami
adanya saling ketergantungan, b) mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan
untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat, dan, c)
mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk
bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.
Oleh
karena itu, pendidikan berwawasan global akan menekankan pembahasan materi yang
mencakup: a) adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia, b) adanya
perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu, c) adanya perbedaan
kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam masyarakat oleh karena
itu perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain, d) adanya
kenyataan bahwa kehidupan dunia ini memiliki berbagai keterbatasan antara lain
dalam ujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang, dan, e) untuk
dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil menimbulkan
konflik-konflik. Berdasarkan perspektif kurikuler ini,pengembangan pendidikan
berwawasan global memiliki implikasi ke arah perombakan kurikulum pendidikan.
Mata pelajaran dan mata kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik
melainkan lebih banyak yang bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih
ditekankan pada kajian yang bersifat multidispliner, interdisipliner dan
transdisipliner.
Perspektif Reformasi
Berdasarkan
perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan
dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat
sangat kompetitif dan dengan derajat saling ketergantungan antar bangsa yang
amat tinggi. Pendidikan harus mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Oleh
karena itu sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat kita
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia. Implikasi dari
pendidikan berwawasan global menurut perspektif reformasi tidak hanya bersifat
perombakan kurikulum, melainkan juga merombak sistem, struktur dan proses
pendidikan. Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai kebijakan sosial tidak
lagi cocok bagi pendidikan berwawasan global. Pendidikan berwawasan global
harus merupakan kombinasi antara kebijakan sosial disatu sisi dan disisi lain
sebagai kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Oleh karena itu,
sistem dan struktur pendidikan harus bersifat terbuka, sebagaimana layaknya
kegiatan yang memiliki fungsi ekonomis.
Kebijakan
pendidikan yang berada di antara kebijakan sosial dan mekanisme pasar, memiliki
arti bahwa pendidikan tidak semata ditata dan diatur dengan menggunakan
perangkat aturan sebagaimana yang berlaku sekarang ini, serba seragam, rinci
dan instruktif. Melainkan, pendidikan juga diatur layaknya suatu Mall, adanya
kebebasan pemilik toko untuk menentukan barang apa yang akan dijual, bagaimana
akan dijual dan dengan harga berapa barang akan dijual. Pemerintah tidak perlu
mengatur segala sesuatunya dengan rinci. Di samping itu, pendidikan berwawasan
global bersifat sistemik organik, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan
kreatif-demokratis. Bersifat sistemik-organik berarti sekolah merupakan
sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak dapat dilihat sebagai
hitam-putih, melainkan setiap interaksi harus dilihat sebagai satu bagian dari
keseluruhan interaksi yang ada.
Fleksibel-Adaptif,
berarti pendidikan lebih ditekankan sebagai suatu proses learning dari pada
teaching. Peserta didik dirangsang memiliki motivasi untuk mempelajari
sesuatu yang harus dipelajari dan continues learning. Tetapi,
peserta didik tidak akan dipaksa untuk mempelajari sesuatu yang tidak ingin
dipelajari. Materi yang. dipelajari bersifat integrated, materi satu
dengan yang lain dikaitkan secara padu dan dalam open-system environment. Pada
pendidikan ini karakteristik individu mendapat tempat yang layak.
Kreatif-demokratis, berarti pendidikan senantiasa menekankan pada suatu sikap
mental untuk senantiasa menghadirkan sesuatu yang baru dan orisinil. Secara
paedogogis, kreativitas dan demokrasi merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa
demokrasi tidak akan ada proses kreatif, sebaliknya tanpa proses kreatif
demokrasi tidak akan memiliki makna.
Untuk
memasuki era globalisasi pendidikan harus bergeser ke arah pendidikan yang
berwawasan global. Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global
berarti menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner dan
transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan ber- wawasan
global menuntut kebijakan pendidikan tidak semata sebagai kebijakan sosial,
melainkan suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan sosial dan kebijakan
yang mendasarkan mekanisme pasar. Oleh karena itu, pendidikan harus memiliki
kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
For yout correction, write your comment in here. Thank you.
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)